Minggu, 24 November 2013

Pengorganisasian Kesenian

DI zaman yang berputar dengan cepat dan riuh ini, informasi dan networking menjadi semacam kata kunci bagi semua perkembangan maupun kemandegan. Mandegnya perkembangan seni dan budaya Indonesia sangat mungkin diakibatkan oleh miskinnya informasi yang dimiliki para penggerak kegiatan seni dan budaya.
Rupanya didorong kesadaran demikian itulah Yayasan Kelola di Surakarta yang dipimpin Amna Sardono menerbitkan Direktori Seni dan Budaya Indonesia 2000. Yayasan itu memang bergerak di wilayah seni. Direktori ini menyajikan informasi yang terlengkap-paling tidak untuk saat ini-tentang organisasi kesenian dan kebudayaan di 26 provinsi di Indonesia.
Kelengkapan data ini dapat dilihat melalui kriteria informasi organisasi kesenian yang didata dan jumlah entri organisasi kesenian tiap provinsi yang ada di dalamnya. Di provinsi Aceh saja, tempat yang pada saat informasi dikumpulkan sedang tidak begitu ramah untuk kegiatan seni dan budaya, tercatat ada enam puluh tujuh organisasi kesenian. Di Yogyakarta, tempat organisasi kesenian tumbuh subur, tercatat lebih seratus enam puluh organisasi. Di seluruh provinsi minus Banten, karena pada saat dikumpulkannya data ini Banten masih masuk provinsi Jawa Barat, terdapat 3.869 organisasi kesenian dan kebudayaan. Dapat diduga bahwa masih banyak yang belum terdata.
Organisasi yang didata meliputi yayasan, organisasi informal, lembaga, institusi pemerintah, yang bergerak di segala bidang kebudayaan dan kesenian. Cakupannya mulai yang tradisional sampai kontemporer, dari organisasi yang kegiatannya melestarikan tradisi sastra lisan seperti didong di Aceh sampai yang bergerak di bidang teater kontemporer seperti Teater Koma di Jakarta.
Kelengkapan data itu didukung oleh informasi setiap entri organisasi yang tidak hanya memuat nama organisasi dan bentuk organisasi, tetapi juga alamat organisasi, nomor telepon, nomor faksimile, nomor handphone, alamat email, alamat website, nama pemimpin, jabatan pemimpin, nama direktur artistik, nama penghubung atau contact person, jabatan penghubung, tahun berdiri, bidang kegiatan, aktivitas utama, tujuan organisasi, kegiatan organisasi, fasilitas yang dimiliki, dan produk yang dihasilkan.
Dengan adanya data nomor telepon dan faksimile maka kendala jarak dapat teratasi. Bahkan jika data alamat email dan website dapat digunakan untuk kebutuhan pembangunan jaringan dan informasi, maka waktu dan jarak serasa dapat dilipat.
Hal ini dibuktikan sendiri oleh panitia penyelenggara Jakarta International Film Festival (JIFFEST). Tulisnya dalam direktori ini bahwa kelengkapan direktori memberi informasi bagi mereka untuk mempromosikan JIFFEST secara luas dan efektif sehingga JIFFEST mendapat sambutan yang menggembirakan.
***
EDITOR penyusunan direktori ini adalah Sapardi Djoko Damono, yang selain bertugas sebagai penyunting, juga menulis seluruh artikel pada setiap provinsi yang didata. Artikel tersebut adalah lukisan secara ringkas, padat, dan informatif, tentang situasi kebudayaan dan kesenian suatu provinsi. Misalnya, ketika direktori memasuki provinsi Maluku, maka Sapardi Djoko Damono mengantarnya dengan tulisan pendek tentang kebudayaan dan tradisi yang menonjol di provinsi tersebut, seperti lautan, tradisi bernyanyi dan berdansa, seni ratib, tari salaijin, dan sebagainya.
Jika direktori memasuki provinsi Aceh, maka artikel pendek berisi tentang Aceh pula. Muncullah keterangan tentang didong dan seudati, tentang muasal saman dan penduduk Aceh Gayo, dan sebagainya.
Dalam kata pengantar buku, Sapardi menekankan betapa beragam ekspresi seni dan budaya Nusantara. Karena statement itu didukung sejumlah deskripsi aktual, padat, tidak dangkal tentang ekspresi seni dan budaya yang berupa bentuk dan coraknya, maka terhindarlah kesan bahwa ini semacam pesan sponsor pemerintah tentang "kebhinnekatunggalikaan itu".
Jika harus disebut salah satu kekurangan buku ini adalah soal kelengkapan entri di beberapa wilayah yang sampai sekarang masih tidak ramah; seperti Aceh, Maluku, dan Kalimantan Barat. Di tiga wilayah itu, agaknya para pengumpul data kesulitan untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin sehingga data yang diperoleh tak selengkap dibandingkan dengan perolehan di daerah lain.
Dalam hal aksesibilitas buku ini bagi seluruh masyarakat kesenian dan kebudayaan, distribusi buku menjadi urgen. Artinya, diharapkan penyebaran buku ini sampai ke pelosok-pelosok luar Jawa.
Sekarang, tinggal penggunaan direktori ini oleh para motor seni dan budaya di seluruh Nusantara. Sayang jika direktori ini tidak digunakan secara maksimal untuk membangun jaringan, memajukan seni.

Manajemen Perhotelan

VISI PRODI PERHOTELAN
Menjadi program studi perhotelan terdepan di Bali pada tahun 2018 dalam menghasilkan sumber daya manusia pada level manajemen atas (top manajemen) di bidang perhotelan yang kompeten, kreatif, berjiwa wirausaha serta menguasai IPTEK, dan berakhlak mulia

MISI PRODI PERHOTELAN
  1. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan profesional di bidang perhotelan dan pariwisata dalam mempersiapkan tenaga kerja pada bidang perhotelan dan  pariwisata pada level manajemen atas (top manajemen) yang kompeten, menguasai IPTEK, mampubersaing global (go- international) dan berjiwa wirausaha.
  2. Meningkatkan penelitian dosen pada program studi Diploma IV Perhotelan, dimana pada tahun 2018 seluruh dosen sudah melakukan penelitian secara berkesinambungan pada bidang manajemen perhotelan.
  3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat berkesinambungan dalam mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan dalam membangun kepariwisataan berkelanjutan.
  4. Menyelenggarakan kemitraan dengan komponen masyarakat, pengusaha dan pemerintah dalam menunjang proses pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi
  5. Memberdayakan seluruh komponen untuk target kelulusan tepat waktu 90 % dengan 75 % terserap di industri dan 25 % sebagai wiraswasta.

KONSENTRASI MANAJEMEN BISNIS HOPITALITI ( D IV - MBH )
Tujuan program ini adalah untuk menghasilkan pimpinan puncak yaitu dalam level manajemen dan menghasilkan pengusaha hotel yang professional dibidangnya.
Peluang kerja antara lain di hotel, villa, apartemen, condominium, yacht dan kapal pesiar. Program ini ditempuh selama 4 (empat) tahun atau  8 (delapan) semester.
Kompetensi yang dimiliki lulusan antara lain :
  1. Berfikir kritis, analisis kreatif, dan memecahkan permasalahan dalam ruang lingkup bisnis hospitaliti, khususnya hotel..
  2. Menganalisis rencana kebutuhan hotel
  3. Merencanakan prinsip-prinsip pengelolaan hotel
  4. Menilai sumber dana & pemanfaatannya bagi hotel
  5. Mengadaptasi sistem akuntansi & pengendalian untuk kepentingan sistem informasi hotel
  6. Mampu berkomunikasi lisan maupun tertulis dalam Bahasa Inggris, Jepang dan Perancis
 Mata Kuliah Unggulan :
Manajemen Perhotelan, Manajemen Divisi Kamar, Manajemen Makanan dan Minuman, Analisis Operasional Hotel, Aplikasi Manajemen
Praktek Kerja Industri pada bidang Manajemen Perhotelan
Praktek Kerja Industri pada hotel berbintang lima di dalam dan di luar negeri


PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERHOTELAN
SK Dikti No. 4004/D/T/K-VIII/2010 (14/10/2010 s.d 14/10/2013)
Terakreditasi  “B” SK BAN – PT No. 012/BAN-PT/Ak-VII/Dpl-III/X/2007 (26/10/2007 s.d 26/10/2012)

KONSENTRASI MANAJEMEN PERHOTELAN ( D III - MP )
Program ini bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja yang kompeten dalam bidang operasional dan manajerial hotel sehingga mampu memimpin salah satu departemen yang ada di hotel (pada level manajemen menengah /middle management). Peluang kerjanya antara lain di hotel, villa, restoran, kapal pesiar dan yacht. Program ini ditempuh selama 3 (tiga) tahun yaitu 6 (enam) semester.
Kompetensi lulusan antara lain :
  1. Mampu menerapkan prinsip-prinsip manajemen dalam organisasi bisnis perhotelan berskala nasional maupun internasional,
  2. Memahami dasar-dasar pengetahuan di bidang perhotelan, manajemen, dan akuntansi dalam praktek bisnis perhotelan.
  3. Mampu dan terampil melaksanakan core bisnis hotel yang meliputi front office, house keeping, laundry, pengolahan makanan, pastry, bar, tata hidangan, service, stewarding, safety, hygiene dan sanitasi.
  4. Mampu dan terampil mengelola administrasi manajemen hotel (pemasaran, keuangan, operasi, dan sumberdaya manusia) sesuai dengan perkembangan teknologi informasi.
  5. Mampu dan terampil melaksanakan pencatatan transaksi keuangan perhotelan sesuai dengan standar yang berlaku, terampil menyusun laporan keuangan dan laporan informasi lain untuk membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan di bidang perhotelan.
  6. Mampu berkomunikasi secara profesional dan memiliki pribadi yang unggul sebagai pendukung profesionalismenya.
Mata Kuliah Unggulan :
Manajemen Perhotelan, Manajemen Divisi Kamar, Manajemen Makanan dan Minuman, MICE
Praktek Kerja Industri sebanyak dua kali pada hotel berbintang lima di dalam dan luar negeri

KONSENTRASI FOOD AND BEVERAGE ( D III - FB )
Program ini bertujuan untuk menghasilkan manajer tingkat menengah yang professional pada bidang restoran, bar dan pada bidang pengolahan makanan. Peluang kerjanya antara lain di hotel, independen restoran dan bar, kapal pesiar, villa, catering dan yacht. Program ini ditempuh selama 3 (tiga) tahun yaitu 6 (enam) semester.
Kompetensi lulusan antara lain :
  1. Menerangkan kemampuan teknis Tata Boga dan Tata Tidangan
  2. Merencanakan produksi makanan dan minuman, serta sistem pelayanan yang akan dihidangkan
  3. Menerangkan prinsip perancangan dan pemeliharaan sarana dan prasarana  di restoran dan dapur
  4. Menerapkan prinsip-prinsip Organisasi & Manajemen pada bidang tata boga dan tata hidangan
  5. Menerapkan prinsip-prinsip pelatihan pembinaan karyawan di dapur dan restoran
  6. Penyusunan anggaran operasional dalam bidang usaha makanan & minuman
  7. Menganalisa pengendalian biaya langsung dan biaya operasional dalam bidang usaha makanan  dan minuman
  8. Mengatur kegiatan administrasi bidang usaha makanan & minuman
  9. Mampu berkomunikasi dalam Bahasa Inggris dan Perancis
Mata Kuliah Unggulan :
Manajemen Perhotelan, Menu Engineering, Manajemen Tata Boga, manajemen tata Hidangan,  MICE
Praktek Kerja Industri sebanyak dua kali pada hotel berbintang lima di dalam dan luar negeri


KONSENTRASI AKOMODASI PERHOTELAN  ( D II - AM)

Tujuan program ini untuk menghasilkan penyelia (supervisor) yang professional pada divisi kamar (front office dan housekeeping). Peluang kerjanya antara lain di hotel, villa, kapal pesiar dan yacht. Program ini ditempuh selama 2 (dua) tahun atau 4 (empat) semester.
Kompetensi lulusan antara lain :
  1. Memiliki kemampuan berpikir kritis, analisis kreatif, dan memecahkan permasalahan teknis dalam operasional divisi kamar
  2. Mampu menyiapkan kamar dan membersihkan ruangan hotel lainnya
  3. Mampu menangani administrasi operasional divisi Kamar
  4. Menciptakan gagasan-gagasan Inovatif dalam menunjang operasional divisi kamar
  5. Menangani pemesanan kamar, kedatangan dan keberangkatan tamu
  6. Mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis dalam Bahasa Inggris dan Jepang.
Mata Kuliah Unggulan :
Praktik Kantor Depan, Praktik Tata Graha, Teknik Supervisi, Kewirausahaan
Praktik Kerja Industri pada hotel berbintang lima di dalam dan di luar negeri


KONSENTRASI FOOD AND BEVERAGE  ( D II - FB)
Tujuan program ini untuk menghasilkan penyelia (supervisor) yang professional pada bidang restoran, bar dan pada bidang pengolahan makanan. Peluang kerjanya antara lain di hotel, independen restoran dan bar, kapal pesiar, villa, catering. Program ini ditempuh selama         2 (dua) tahun atau 4 (empat) semester.
Kompetensi lulusan antara lain :
  1. Melakukan kemampuan teknis Tata Boga dan Tata Tidangan
  2. Melaksanakan dan merencanan  produksi makanan dan minuman, serta sistem pelayanan yang akan dihidangkan
  3. Menerapkan prinsip operasional dan pemeliharaan sarana dan prasarana pada restoran, bar dan dapur
  4. Mampu menangani administrasi operasional tata boga dan tata hidangan
  5. Menciptakan gagasan-gagasan Inovatif dalam menunjang operasional divisi makanan dan minuman
  6. Mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis dalam Bahasa Inggris dan Perancis.

Perencanaan Pembangunan Peternakan

Direktorat Jenderal Peternakan menekankan bahwa pola perencanaan pembangunan Peternakan menganut prinsip sinergi antara pola top down policy dengan bottom up planning. Dengan pola ini sangat diharapkan bahwa kegiatan yang dilakukan benar-benar sesuai dengan tujuan nasional, potensi dan kebutuhan daerah (Ditjennak Peternakan, 2011).
Pembangunan peternakan mencakup berbagai kegiatan agribisnis, agroindustri, mulai dari hulu sampai hilir, yang memiliki omset besar dan memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar Rp 86 Triliun dan melibatkan 4 juta rumah tangga peternak. Potensi peternakan yang sangat besar di Indonesia seharusnya dapat dijadikan sebagai pemacu perekonomian untuk mensejahterakan bangsa. Hal itu dapat menjadi kenyataan apabila peternakan dijadikan platform pembangunan nasional. Untuk itu revitalisasi peternakan menjadi sangat penting. Ada beberapa keywords untuk mencapai keberhasilan pembangunan peternakan, yaitu: keberpihakan, koordinasi, sumberdaya manusia, dan investasi (Ditjennak Peternakan, 2011).
Keberpihakan. Revitalisasi peternakan memerlukan keberpihakan dari seluruh komponen bangsa, terutama politisi dan pengambil kebijakan agar menempatkan peternakan yang kaya potensi dan merupakan mata pencaharian mayoritas masyarakat, menjadi sub sektor yang perlu mendapatkan dukungan konkrit. Dukungan dapat berupa penyediaan infrastruktur, kebijakan moneter dan permodalan, asuransi, serta jaminan pemasaran yang adil. Dalam era globalisasi, tanpa adanya keberpihakan, keniscayaan tentang revitalisasi peternakan itu hanyalah angan-angan belaka (Ditjennak Peternakan, 2011).
Koordinasi. Pertanian termasuk peternakan didalamnya merupakan sektor dan subsektor yang sangat luas. Institusi yang terlibat amat banyak dan tersebar di lintas departemen. Akibat terlalu banyaknya yang ingin mengurus, berakibat sektor tersebut tidak terurus dengan baik. Koordinasi tidak berjalan dengan baik, sehingga program-program yang telah dicanangkan tidak dapat diselesaikan dengan tuntas dan berhasil. Filosofi tentang pembangunan peternakan harus benar-benar dipahami oleh berbagai pihak terkait, baik departemen teknis maupun institusi lainnya. Permasalahan klasik masih nampak yaitu masalah persamaan visi, leadership dan manajemen. Hal tersebut masih ditambah dengan euforia demokrasi dan reformasi, termasuk menonjolnya kepentingan kelompok yang tidak jarang mendistorsi kepentingan yang lebih besar (Ditjennak Peternakan, 2011).
Sumberdaya Manusia. Kualitas sumberdaya manusia (SDM) yang masih rendah juga menjadi persoalan. Sebagian besar (sekitar 79,5%) SDM yang bekerja pada sektor pertanian adalah lulusan atau tidak tamat Sekolah Dasar. Kondisi tersebut menggambarkan pentingnya perhatian pemerintah dalam peningkatan kualitas SDM. Secara umum indeks pengembangan SDM Indonesia masih rendah (lebih rendah dibandingkan Sri Langka dan Vietnam). Investasi dalam peningkatan kualitas SDM adalah investasi jangka panjang yang mutlak dilakukan (Ditjennak Peternakan, 2011).
Investasi. Peningkatan iklim investasi terutama melalui jaminan keamanan, stabilitas politik dan kepastian hukum sangat dibutuhkan untuk revitalisasi peternakan, untuk mendorong pebisnis menanamkan modalnya di sektor agribisnis. Revitalisasi peternakan akan berjalan cepat sesuai harapan apabila key parties yaitu Academician, Businessman, and Government (ABG) dapat bersinergi dalam visi yang sama. Akademisi di semua instansi dan masyarakat harus menyumbangkan pemikiran/konsep pembangunan, teknologi, SDM yang berkualitas, dan menjadi moral force dalam percepatan pembangunan. Iklim investasi harus terus diperbaiki agar pebisnis dapat terpacu menanamkan modalnya di Indonesia dan mengisi program-programnya yang telah dicanangkan, sedangkan pemerintah harus mendorong pembangunan melalui kebijakan/peraturan yang tepat, pembangunan infrastruktur, memberikan prioritas dalam alokasi anggaran pendidikan dan menyelenggarakan pemerintahan yang bersih (good governance) (Ditjennak Peternakan, 2011).

Manajemen Pengelolaan Lingkungan Hidup


Komisi PBB membentuk World Commission on Environmental and Development (WCED), yang diketuai oleh Gro Harlem Brundtland, pada tahun 1983, dengan anggota terdiri dari berberapa negara, termasuk Indonesia  
 
Potret semakin parahnya kerusakan lingkungan

pengelolaan lingkungan adalah Our Common Future (Hari Depan Kita Bersama). WCED mendekati masalah lingkungan dan pembangunan dengan sudut pandang sebagai berikut:

- Ketergantungan (Interdependency)
Hasil kerja dari WCED yang tercacat sampai saat ini dan digunakan sebagai tonggak dalam
Masalah polusi, penggunaan bahan kimia, kerusakan sumber plasma nutfah, pertumbuhan kota, konservasi sumberdaya alam, tidak mengenal batas negara. Mengingat permasalahan saling tergantungan maka pendekatan harus dilakukan lintas sektor antar negara.

- Berkelanjutan (sustainability)
Sumberdaya alam sebagai sumber bahan baku kegiatan industri, perdagangan, perikanan, energi, harus dipertimbangkan untuk generasi yang akan datang.

- Pemerataan (Equity)
Desakan kemiskinan bisa mengakibatkan eksploitasi sumberdaya alam secara berlebihan, sehingga perlu dilakukan pengaturan untuk pemerataan.

- Sekurity dan Risiko Lingkungan
Perlombaan senjata dan pembangunan tanpa memperhitungkan dampak negatif kepada lingkungan turut memperbesar resiko lingkungan. Segi ini perlu ditanggapi dalam pembangunan berwawasan lingkungan.

- Pendidikan dan Komunikasi
Pendidikan dan Komunikasi berwawasan lingkungan dibutuhkan untuk ditingkatkan di berbagai tingkat pendidikan dan lapisan masyarakat.

- Kerjasama Internasional
Pola kerjasama internasional dipengaruhi oleh pendekatan pengembangan sektoral. Pertimbangan lingkungan kurang diperhitungkan.

Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup ditekankan kesepahaman bersama bahwa,

“Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat, dan bersamaan dengan itu berkewajiban memelihara lingkungan hidup dan mencegah serta menanggulangi kerusakan dan pencemarannya”.
 Sungai salah satu indikator tingkat kerusakan lingkungan

Beberapa Pendekatan yang telah dibuat untuk mengelola lingkungan Hidup diantaranya :

Sistem Manajemen Lingkungan (Environmental Management System) atau EMS

Adalah siklus berkelanjutan dari kegiatan perencanaan, implementasi, evaluasi dan peningkatan proses, yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga tujuan bisnis perusahaan/pemerintah dan tujuan lingkungan bisa padu dan bersinergi.

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Environmental Impact Assessment) atau AMDAL

Adalah sebuah proses perencanaan yang digunakan untuk menghitung, memprediksi dan menganalisis dampak nyata dari sebuah proposal (rencana pembangungan) terhadap lingkungan serta untuk menyediakan informasi yang bisa digunakan dalam proses pengambilan keputusan apakah proposal tersebut akan disetujui atau tidak.

Dalam Era Otonomi daerah pemanfaatan Lingkungan Hidup terkadang terjadi arogansi eksplorasi secara berlebihan demi kepentingan finansial (PAD), tanpa mempertimbangkan dampak yang bisa ditimbulkan.

Langkah sinergis yang seharusnya dikedepankan antara lain :

1.  Visi dan Orientasi yang menghargai keterbatasan daya dukung lingkungan (pro nature).  visi yang demikian diharapkan mampu memadukan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

2. Daya kritis dan partisipasi masyarakat, salah satu pendorong penataan lingkungan (environmental complience) adalah adanya tekanan masyarakat, juga merupakan kontrol terhadap kebijakan pemerintah.

Oleh karenanya daya kritis dan peran aktif masyarakat sangat diperlukan dalam proses penyusunan kebijakan dan implementasi, baik secara langsung melalui organisasi kemasyarakatan maupun lembaga perwakilan rakyat.
Save Our Nature

Jika semua pihak telah memahami dan merasa diikut sertakan dalam proses pengambilan keputusan, maka perasaan memiliki akan lebih dalam sehingga upaya pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup menjadi kebiasaan perilaku sehari-hari.

Peraturan perundang-undangan dan sistem hukum sebagai fungsi kontrol dan pengawasan harus juga ditegakkan secara tegas sesuai asas kesetaraan tanpa adanya perbedaan kepentingan ataupun kedudukan, sehingga supremasi hukum menjadi tolok ukur rasa keadilan dan menghilangkan anomie dalam masyarakat.