Aku menahan
nafas sejenak, hampir kehilangan kendali untuk bernafas. Secepat itukah kamu
melupakanku? Ada air yang mengalir dipipiku. Aku menangis lagi. Dan lagi-lagi
karnamu. Kamu telah melanjutkan hidupmu tentunya dengan dia yang kini
menyandang setatus menjadi “pacarmu”. Aku nih belum melupakanmu tapi kamu sudah
melupakanku. Kini aku sadar, aku benar-benar tak berarti untukmu.
Aku sadar akan
hal itu, tapi aku masih saja memperdulikanmu, sebanyak apapun orang yang bilang
aku bodoh karna masih mengarapkanmu tapi aku tak perduli. aku masih tetap saja
mengharapkan yang dulu kembali lagi, sesering apapun kamu mengabaikanku tapi
aku masih saja terus mencintaimu. Entahlah...
Kamu yang
kini hidup bahagia. Dan aku yang masih saja memperhatikanmu. Meskipun
memperhatikanmu sangat menyakitkan, aku tetap saja melakukannya. Ada yang berbeda dalam caramu mencintai
dirinya, lebih tulus, lebih nyata, dan lebih sempurna. Seandainya akulah yang
menjadi wanita itu. Aaah semua itu hanya ada dalam dunia hayalku.
Dulu kamu
memang mencintaiku dengan sangat sempurna. Sempurna oleh kebohongan, sesempurna
drama, sesempurna sandiwara. Yaaa seperti itulah kamu mencintaiku. Hanya dengan
senyuman kecil dibibirmu, aku dapat menganggap semua kebohongan itu adalah
sebuah kenyataan. Bukannya aku buta, bukannya aku tak mau lihat, bukannya aku
tak mau rasakan sakit yang ada. Aku hanya tak ingin tahu. Biar saja semua
sandiwaramu ku anggap kenyataan.
Apa yang
berbeda antara aku dan dia? Apa yang bisa dia berikan dan aku tak bisa berikan
untukmu? Sesempurna apa dirinya? Kenapa kamu bisa mencintainya dengan sangat
tulus? Kenapa caramu mencintainya sangat berbeda dengan caramu mencintaiku dulu?
Aku pernah
dicintai olehmu dalam sebuah sandiwara besar. Dan aku juga pernah disia-siakan
olehmu dalam kenyataan yang sangat nyata.
Mungkin aku
tak seberuntungnya, atau lagi-lagi ini hanya sandiwaramu?
Aku iri, aku
ingin seperti dirinya yang bisa dicintaimu dengan sangat sempurna, seperti
dirinya yang dengan mudah mendapatkan perhatianmu, dan seperti dirinya yang
bisa memilikimu seutuhnya.
Untukmu,
semoga kamu sadar...
Gak akan ada
wanita yang bisa mencintai kamu seperti aku mencintaimu, gak akan ada wanita
sesabar aku dalam hal memahamimu, dan gak akan ada wanita setegar aku yang
terus bertahan menahan sakit hanya untuk mencintaimu. Gak akan ada!
Rasanya menangisimu adalah hal biasa untukku. Lebih
dari seribu tetes terbuang sia-sia. Tak bisakah kau hargai semua yang ku
korbankan? Termasuk air mataku? Setetes saja.
Aku hanya
berharap kelak wanita yang kini sangat kamu cintai tidak melakukan hal yang
sama seperti apa yang pernah kamu lakukan kepadaku. Aku hanya takut, kelak karma
menimpa hidupmu.....
Aku pernah
dicintai olehmu dalam sebuah sandiwara besar. Dan aku juga pernah disia-siakan
olehmu dalam kenyataan yang sangat nyata.
Untukmu
iblisku sayang....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar