Selasa, 19 November 2013

MANAJEMEN OPERASI PENANGKAPAN IKAN DENGAN ALAT TANGKAP PURSE SEINE

LATAR BELAKANG
          PPP Bajomulyo secara geografis terletak antara 11108’30’’ BT dan 6042’30’’ LS di Desa Bajomulyo, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati dengan panjang pantai 60,0 Km serta berada di sisi Barat sungai Juwana ± sepanjang 1.346 m dengan luas lahan ± 15 Ha. Kondisi tanah lahan PPP Bajomulyo adalah lumpur berpasir dan kondisi pantai cukup landai dengan indikasi gerakan sedimen di muara sungai dari arah timur menuju ke arah barat (Diskanlut, 2011).
          PPP Bajomulyo terdiri dari 2 unit yaitu PPP Bajomulyo unit I (Lama) melayani armada < 30 GT (Jaring Cantrang, Pancing Mini Long Line, Pancing Senggol, Jaring Cumi) dan nelayan tradisional (Jaring udang, jaring Rajungan, Jaring Teri, dll ) dan PPP Bajomulyo unit II (Baru) melayani armada > 30 GT (Jaring Purse Seine) (Diskanlut, 2011).
          PPP Bajomulyo  Pati dikelola oleh KUD “Sarono Mino”. Jarak TPI dari Jalan raya ± 1,5 km memiliki jumlah kapal 310 armada yang sebagian besar merupakan Kapal Motor; 180 buah > 30-50 GT, 130 buah > 50-100 GT. Jumlah Alat Tangkap 407; 130 Purse Seine, 59 Payang/Jabur, 16 Gillnet Multi, 180 Pancing, 22 lain-lain dengan produksi 3.537.503 Kg/tahun dengan raman Rp.11.127.496.800,00 (tahun 2006). (Sumber: survei di PPP Bajomulyo) Jenis ikan yang dominan tertangkap sebagai komoditas unggulan antara lain: Tongkol, kembung, layang, Juwi, Bawal, Cumi, Manyung, Cucut dll. Jumlah Nelayan 2.998; 328 Juragan, 1.805 Pandega, Bakul 438. Kebutuhan solar perharinya 49.658 liter dan kebutuhan es 146,16 ton per harinya (Diskanlut, 2011).
  Purse seine adalah alat yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis yang membentuk gerombolan. Purse seine merupakan alat penangkapan yang penting baik untuk perikanan pantai maupun perikanan lepas pantai (off shore). Purse seine disebut juga “pukat cincin” karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin untuk mana “tali cincin” atau “tali kerut” di lalukan di dalamnya. Fungsi cincin dan tali kerut / tali kolor ini penting terutama pada waktu pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut tersebut jaring yang tadinya tidak berkantong akan terbentuk pada tiap akhir penangkapan (Nomura, 1975).
Panjang purse seine bergantung pada dimensi kapal, waktu operasi, dan jenis ikan yang akan di tangkap. Purse seine yang ditujukan untuk operasi penangkapan pada siang hari adalah lebih panjang dari purse seine yang ditujukan untuk operasi penangkapan pada malam hari. Jenis ikan tuna purse seine harus lebih panjang karena jenis ikan ini termasuk perenang cepat. Jaring yang terlalu pendek akan kurang berhasil dalam mendapatkan hasil tangkapan dan sebaliknya penambahan jaring yang berlebihan tidak akan menjamin bertambah hasil tangkapan (Rahardjo, 1978).
Praktikum ini memberikan pengetahuan kepada mahasiswa untuk dapat mengetahui tentang manajemen operasi alat tangkap ikan yang menggunakan alat tangkap purse seine. Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan pembagian tugas masing-masing ABK serta perbekalan yang dibutuhkan kapal untuk melakukan operasi penangkapan.

PERUMUSAN MASALAH
          Manajemen operasi penangkapan yang diterapkan di lingkungan nelayan mungkin kurang terorganisir karena kurangnya pendidikan namun ada pula yang hanya mengandalkan pengalaman saja tapi dapat mengatur kegiatan perikanan di lingkungannya. Nelayan memperoleh ikan dan menjual hasil tangkapannya sendiri kepada konsumen setempat melalui cara barter atau dengan nilai uang tertentu. Kegiatan ini tidak terorganisir dengan baik dan mungkin kurang efisien dan tidak produktif, sehingga mutu ikan tidak dijaga harga ikan cenderung menurun. Hasil tangkapan tidak dijual langsung ke pasar karena berjarak cukup jauh dari Pelabuhan ataupun Pangkalan Pendaratan sulit untuk dilakukan karena memerlukan waktu lama maka karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut, ikan dijual secara lelang. Saat ini hampir pada setiap Pelabuhan terdapat Tempat Pelelangan Ikan. Perlunya pendekatan secara manusiawi untuk dapat mengarahkan kegiatan perikanan di lingkungan nelayan agar lebih efektif dan efisien dalam pelaksaannya. Tersedianya fasilitas pemerintah sekecil apa pun seharusnya dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan perikanan, namun mungkin karena keterbatasan sumberdaya manusia yang kurang ahli maka mempengaruhi hasil dari kegiatan perikanan. Terkendala juga dengan tempat yang menujang kegiatan operasional hasil kegiatan perikanan dapat menghambat kesejahteraan masyarakat di lingkungan ini karena kurang efektif dan efisien dalam pekerjaan. Waktu juga dapat menjadi kendala yang harus dimanage dalam kegiatan perikanan, mungkin dengan hanya pengalaman dapat mempengaruhi sistem yang biasa digunakan dalam pengoperasian dalam kegiatan perikanan selama menjasi masyarakat perikanan secara turun temurun.

TUJUAN
          Tujuan dari praktikum manajemen operasi penangkapan ikan adalah :
1.        Mengetahui ada tidaknya manajemen operasi penangkapan yang digunakan oleh nelayan purse seine di Kecamatan Juwana;
2.        Mengetahui bagaimana manajemen operasi penangkapan yang digunakan oleh nelayan purse seine di Kecamatan Juwana; dan
3.        Mengetahui berapa biaya variable, biaya tetap, biaya total, laba rugi, dan Break Even Point (BEP).

METODE
Metode praktikum yang digunakan adalah sebagai berikut:
1.        Wawancara
Wawancara adalah proses tanya jawab dalam praktikum yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan. Tujuan wawancara ialah untuk mengumpulkan informasi. Wawancara dilakukan dengan tanya jawab secara langsung terhadap pihak manajemen dan bagian-bagian yang berkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan rumusan masalah praktikum guna mendapatkan data maupun informasi yang dibutuhkan.


2.        Metode dokumentasi
          Metode dokumentasi yaitu mengambil gambar saat berlangsungnya wawancara dan lokasi yang digunakan praktikum.

DATA YANG DIPERLUKAN
          Data yang digunakan dalam praktikum adalah sebagai berikut:
1.        Data primer
Data primer merupakan data yang berupa teks hasil wawancara dan diperoleh melalui wawancara dengan informan yang sedang dijadikan sampel dalam praktikumnya.
2.        Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan data tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar